PERBANDINGAN METODE PEMURNIAN DALAM PENENTUAN RESIDU PARAKUAT DIKLORIDA PADA MINYAK SAWIT
Main Article Content
Abstract
Parakuat diklorida merupakan bahan aktif herbisida yang digunakan untuk membasmi gulma di perkebunan kelapa sawit. Penggunaan parakuat diklorida yang tidak sesuai dengan standar memungkinkan dapat meninggalkan residu pada minyak sawit (crude palm oil, CPO) sehingga kadarnya perlu ditentukan untuk keamanan produk pangan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan parakuat diklorida pada matriks minyak sawit dengan proses pemurnian (clean up) dan analisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Proses clean up dilakukan dengan dua cara yaitu adsorpsi dan sentrifugasi. Adsorpsi dilakukan menggunakan Amberlit IR-120 dengan preparasi melalui pemanasan dan tanpa pemanasan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kalibrasi menggunakan spektrofotmeter cukup akurat dengan koefisien korelasi sebesar 0,997, batas minimum deteksi (limit of detection, LOD) sebesar 0,09 ppm dan batas minimum kuantitasi (limit of quantitation, LOQ) sebesar 0,29 ppm. Perolehan kembali parakuat diklorida secara adsorpsi dengan tanpa pemanasan (66,14-77,54%) lebih tinggi dibandingkan dengan pemanasan (65,21-71,73%) dan sentrifugasi (65,21-67,67%). Hasil analisis beberapa sampel CPO menunjukkan bahwa sampel tidak terdeteksi mengandung residu paraquat diklorida