MANAJEMEN GULMA RESISTEN TERHADAP HERBISIDA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Main Article Content
Abstract
Kehadiran gulma menimbulkan permasalahan pada perkebunan kelapa sawit. Pengendalian gulma dengan aplikasi herbisida masih menjadi metode utama. Namun, dampak serius yang dapat muncul adalah timbulnya sifat resistensi gulma terhadap herbisida. Resistensi herbisida dapat diartikan sebagai kemampuan yang diwariskan oleh tumbuhan untuk dapat bertahan terhadap paparan herbisida pada dosis normal atau dosis yang dianjurkan. Secara umum, mekanisme resistensi herbisida dikelompokkan pada dua kategori, yaitu target-site resistance dan non-target site resistance. Selain itu, aplikasi herbisida yang tidak bijak juga dapat menjadi faktor timbulnya sifat resisten. Kasus resistensi gulma terhadap herbisida pada perkebunan kelapa sawit dilaporkan di Malaysia pada gulma Clidemia hirta, Eleusine indica, dan Hedyotis verticillata, sementara di Indonesia dilaporkan pada gulma E. indica. Penghambatan laju resistensi herbisida dapat dilakukan dengan manajemen resistensi berupa rotasi bahan aktif dan kombinasi herbisida. Rotasi bahan aktif herbisida merupakan pengaplikasian herbisida dengan bahan aktif yang memiliki cara kerja berbeda. Kombinasi herbisida dapat dilakukan dengan mencampurkan beberapa bahan aktif herbisida yang memiliki perbedaan cara kerja dan memiliki efikasi yang tinggi pada gulma target.