PUPUK KIMIA, PUPUK ORGANIK, ATAU PUPUK HAYATI ? MEMAHAMI FILOSOFI PEMUPUKAN UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG BERKELANJUTAN
Main Article Content
Abstract
Pencapaian produksi yang tinggi di perkebunan kelapa sawit selalu diidentikkan dengan pemupukan. Paradigma semakin banyak pupuk yang diberikan akan semakin tinggi produksi yang dihasilkan tampaknya masih melekat pada pemikiran banyak praktisi kelapa sawit. Penurunan efektivitas dan efisiensi pemupukan dari pupuk kimia yang diaplikasikan telah menginisiasi praktik pengelolaan perkebunan yang lebih fokus terhadap kesehatan tanah beberapa tahun belakangan ini. Penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati menjadi suatu solusi yang diyakini mampu memperbaiki kualitas dan kesehatan tanah sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah yang pada akhirnya dapat menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit yang optimal. Seyogjanya pemupukan seharusnya tidak hanya dipandang sebagai upaya untuk “memberi makan tanaman” namun juga harus bisa sekaligus sebagai upaya untuk “memberi makan tanah”. Dengan menyeimbangkan keduanya, maka pemupukan yang dilakukan dapat menghasilkan efektivitas dan efisiensi yang tinggi serta yang tidak kalah penting, berkesinambungan. Oleh karenanya butuh pemahaman tentang fungsi dan peran dari pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati terhadap pemenuhan nutrisi kelapa sawit. Artikel ini menjelaskan secara sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh praktisi perkebunan tentang manfaat dan fungsi dari masing-masing jenis pupuk.